Dinas Kesehatan Ngawi Dorong Budaya Inovasi, Langkah Strategis Menuju IGA 2026

Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Ngawi, Dr. Agus Priyambodo, M.Si, itu menghadirkan Bappeda Ngawi Nurul Awuy, Dorong Budaya Inovasi, Langkah Strategis Menuju IGA 2026

Ngawi,indonesia-jaya.com-28 Agustus 2025 – Pemerintah Kabupaten Ngawi melalui Dinas Kesehatan menunjukkan keseriusan dalam membangun ekosistem inovasi di sektor kesehatan. Hal ini tercermin dalam penyelenggaraan Kelas Inovasi yang digelar pada Kamis, 28 Agustus 2025 di Hotel Sukowati, Ngawi. Kegiatan tersebut menjadi titik awal dalam pembentukan budaya inovatif yang diharapkan mampu membawa Dinkes Ngawi tampil gemilang di ajang Innovative Government Award (IGA) 2026.

Acara yang dibuka langsung oleh Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Ngawi, Dr. Agus Priyambodo, M.Si, itu menghadirkan Bappeda Ngawi sebagai narasumber utama. Kegiatan ini melibatkan 28 Unit Pelaksana Teknis (UPT) di bawah naungan Dinas Kesehatan, meliputi 24 puskesmas, 3 RSUD, dan 1 Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda).

Dalam sesi paparan, narasumber dari Bappeda Ngawi, Nurul Awuy, menyampaikan bahwa inovasi daerah adalah keniscayaan dalam menghadapi tantangan pembangunan yang semakin kompleks. “Kita tidak sedang mencari sesuatu yang benar-benar baru, melainkan cara yang lebih cerdas dalam menyelesaikan masalah yang selama ini belum terselesaikan dengan optimal,” ujar Nurul.

Dr. Agus Priyambodo,Msi dalam sambutannya menggarisbawahi bahwa Dinas Kesehatan Ngawi ingin menjadi pelopor perubahan. “Kita harus melampaui peran administratif biasa. Dinas Kesehatan harus menjadi pionir dalam menghadirkan inovasi yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat. Tahun 2026, target kita jelas: tampil kuat di panggung nasional melalui IGA,” ungkapnya penuh semangat.

 

Tak hanya menjadi forum diskusi, Kelas Inovasi ini juga berfungsi sebagai laboratorium ide, tempat setiap UPT diminta mempresentasikan gagasan inovatifnya. Nantinya, ide-ide ini akan difasilitasi untuk dikembangkan menjadi program nyata yang siap diimplementasikan dan diikutsertakan dalam IGA.

Dengan mengusung pendekatan kolaboratif antara Dinkes dan Bappeda, Kabupaten Ngawi tampak serius mempersiapkan diri untuk masuk dalam deretan daerah paling inovatif di Indonesia. Melalui penguatan kapasitas SDM, penajaman ide, serta pendampingan strategis, harapan untuk mencetak inovasi-inovasi berdampak kini bukan sekadar wacana.

Ngawi tidak hanya ingin ikut serta dalam IGA 2026, tapi juga ingin memenangkannya.

Dalam upaya menciptakan pelayanan kesehatan publik yang lebih responsif dan berkualitas, Dinas Kesehatan Kabupaten Ngawi menggelar kegiatan bertajuk Kelas Inovasi pada Kamis, 28 Agustus 2025. Acara yang diadakan di Hotel Sukowati ini menjadi bagian dari strategi jangka panjang Ngawi dalam menghadapi kompetisi Innovative Government Award (IGA) 2026, sebuah ajang nasional yang mengapresiasi pemerintah daerah paling inovatif di Indonesia.

Acara ini dihadiri oleh perwakilan dari 28 Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinkes, mencakup 24 puskesmas, 3 rumah sakit daerah, dan 1 laboratorium kesehatan daerah. Semangat kolaborasi tampak kental dalam kegiatan yang dibuka oleh Sekretaris Dinas Kesehatan, Dr. Agus Priyambodo, M.Si, serta menghadirkan pemateri dari Bappeda Ngawi.

Dalam sambutannya, Dr. Agus Priyambodo, Msi menekankan pentingnya membangun pola pikir kreatif di lingkungan kerja Dinas Kesehatan. “Bicara inovasi bukan melulu soal alat canggih atau program besar. Terkadang, solusi kecil yang menjawab masalah nyata di lapangan justru lebih berdampak luas,” ujarnya. Ia juga menyampaikan bahwa pihaknya menargetkan kontribusi aktif dari seluruh UPT dalam menghadirkan inovasi unggulan yang bisa dibanggakan di kancah nasional.

Sementara itu, narasumber dari Bappeda, Nurul Awuy, menambahkan bahwa inovasi daerah adalah fondasi bagi pembangunan berkelanjutan. Ia menjelaskan bahwa inovasi dapat menjadi katalis dalam pencapaian berbagai target pembangunan daerah, termasuk dalam meningkatkan mutu layanan kesehatan dasar.

Kegiatan ini tidak hanya memfasilitasi pertukaran gagasan, tetapi juga mendorong setiap UPT untuk menyusun proposal inovasi yang memenuhi kriteria IGA, yakni: kebaruan, efektivitas, efisiensi, keberlanjutan, dan replikasi. Para peserta terlihat antusias mengikuti sesi diskusi dan bimbingan teknis, menunjukkan kesiapan mereka dalam menjawab tantangan zaman.

Dengan semangat “Satu Langkah Lebih Maju”, Dinas Kesehatan Ngawi tak hanya ingin memperbaiki sistem layanan, namun juga ingin menorehkan prestasi di tingkat nasional. Kelas Inovasi ini menjadi salah satu langkah konkret menuju target tersebut.

Kini, tinggal menunggu waktu. Apakah inovasi-inovasi dari bumi orek-orek ini mampu mencuri perhatian juri IGA 2026? Dengan semangat kolektif dan arah strategis yang tepat, harapan itu bukan hal yang mustahil.(Lina/Adv)