Tingkatkan Kualitas Benih, Dinas Perikanan dan Peternakan Ngawi Gelar Pelatihan CPIB untuk Pembudidaya Kecil

Ngawi, indonesia-jaya.com-29 Agustus 2025 – Dalam upaya meningkatkan kapasitas sumber daya manusia di sektor perikanan, Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Ngawi menyelenggarakan Pelatihan Pembenihan Ikan untuk Pelaku Usaha Pembenihan dengan Standar CPIB (Cara Pembenihan Ikan yang Baik). Kegiatan ini berlangsung pada hari Kamis, 29 Agustus 2025 di Aula Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Ngawi, dengan diikuti oleh 38 peserta dari kalangan pembudidaya ikan kecil di wilayah tersebut.
Pelatihan ini merupakan bagian dari sub kegiatan Pengembangan Kapasitas Pembudidaya Ikan Kecil, di bawah program Pemberdayaan Pembudidaya Ikan Kecil, yang bertujuan untuk mendorong kemandirian dan profesionalitas pelaku usaha di bidang pembenihan ikan.
Acara dimulai dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya sebagai bentuk semangat nasionalisme dan dedikasi terhadap pembangunan sektor perikanan yang berkelanjutan. Selanjutnya, sambutan disampaikan oleh Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Ngawi, Eko Yudo Nurcahyo, S.Sos, MM.
Dalam sambutannya, Eko menekankan pentingnya penguasaan teknik pembenihan ikan sebagai dasar dalam rantai produksi perikanan.
> “Kualitas benih menentukan keberhasilan budidaya secara keseluruhan. Oleh karena itu, pembudidaya harus memahami teknik pembenihan yang sesuai standar CPIB agar mampu menghasilkan benih unggul yang sehat, kuat, dan siap tumbuh,” ujarnya.
Sambutan kedua disampaikan oleh Kepala Bidang Perikanan, Handry Astuti, S.Pt, M.Si, yang menyampaikan harapan agar peserta pelatihan dapat menjadi pelaku usaha pembenihan yang mandiri dan mampu mengedukasi sesama pembudidaya di lingkungan mereka.

Setelah sesi sambutan dan dokumentasi foto bersama, acara dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh narasumber, Afiria Padu Anggara, S.Pi, penyuluh bantu perikanan Kabupaten Ngawi. Dalam paparannya, Afiria menjelaskan berbagai aspek teknis pembenihan ikan, mulai dari:
1.Pengenalan dasar pembenihan ikan, seperti syarat induk yang baik, pemilihan lokasi, dan desain kolam pemijahan;
2.Teknik pemijahan alami dan buatan, termasuk penggunaan hormon dan penanganan induk sebelum dan sesudah pemijahan;
3.Penetasan telur, dengan fokus pada teknik penetasan yang benar dan pengaruh lingkungan seperti suhu dan kadar oksigen;
4.Perawatan larva, termasuk pemberian pakan alami seperti cacing sutera dan infusoria;
5.Manajemen kualitas air dan sanitasi, untuk mencegah penyakit dan menjaga tingkat kelangsungan hidup benih.
Metode pelatihan dilakukan secara tatap muka langsung dengan pendekatan interaktif. Para peserta diberi ruang untuk berdiskusi dan mengajukan pertanyaan langsung kepada narasumber.
Evaluasi akhir menunjukkan bahwa mayoritas peserta merasa puas dengan materi yang disampaikan. Banyak dari mereka mengaku mendapatkan ilmu baru yang sebelumnya belum pernah diterapkan dalam praktik pembenihan sehari-hari.
Salah satu peserta, Bapak Suyatno, pembudidaya ikan dari Kecamatan Karangjati, menyatakan bahwa pelatihan ini sangat bermanfaat.
> “Selama ini saya hanya mengandalkan pengalaman turun-temurun. Tapi setelah ikut pelatihan, saya jadi tahu kenapa telur tidak menetas atau larva cepat mati. Sekarang saya paham pentingnya kualitas induk dan kondisi air,” ungkapnya.
Melalui kegiatan ini, Dinas Perikanan dan Peternakan berharap para peserta tidak hanya menjadi pembudidaya yang lebih terampil, tetapi juga menjadi penggerak kemajuan budidaya ikan skala kecil di desa masing-masing.
Di akhir sesi, peserta menyampaikan harapan agar pelatihan serupa dapat terus dilanjutkan, khususnya untuk topik pembesaran benih, pengelolaan pakan, dan manajemen usaha perikanan.(Lina/Adv)