Puryanto Kades Mrahu Pertama Kali Gelar Ringgit Purwa ” Lakon Wahyu Kamulyan” Dalam Rangka Pleret Agung Fest Bersamaan Bersih Desa
Magetan,Indonesia -jaya.com-Pemerintah Desa Mrahu Kecamatan Kartoharjo Kabupaten Magetan, dengan Kepala Desa Puryanto Bersama seluruh perangkat Desa adakan Pagelaran Ringgit Purwa Dalam Rangka Pleret Agung Fest dan Bersih Desa Mrahu dengan lakon Wahyu Kamulyan , dengan Dalang KGPH Adipati Benowo Ki Amar Pradopo (Putra Ki Waseno Slank) , Sinden RA Niken Salindri ,Hari/Tanggal : Sabtu,( 7/9/2024) pukul 18.00 Wib sampai pukul 03.00 dini hari , bertempat Joglo Jatikusumo Desa Mrahu Kecamatan Kartoharjo Kabupaten Magetan.
Dimeriahkan Dengan Sinden Niken Salindri bersama Cak Yudho dan Cak Mondol sebelumnya diadakan Fashion Show juga tampilan parade drumband, reog dan ganongan MTSN 2 Magetan, Pagelaran juga bisa disaksikan di Channel Youtube Diskominfo Magetan melalui Videotron atas partisipasi dari SMKN Bendo
Acara dihadiri Winarto, S.SN Staf Ahli Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan mewakili PJ Bupati Magetan, Nizamul, S.E., M.M , Camat Kartoharjo ,Forpimcam dan Kepala Desa beserta istri se kecamatan Kartoharjo.
Kepala Desa Mrahu Puryanto didampingi Istri Fety beserta perangkat Desa Mrahu Adakan Pagelaran wayang “Wahyu Kamulyan ” Dengan Dalang Kanjeng Gusti Pangaryo Adipati Gusti Benowo putra Sri Susuhunan Pakubuwana XII, Saudara kandung Sri Susuhunan Pakubuwana Ke XIII, saudara kandung no. 20 dari 39 bersaudara .
Bersamaan Desa Mrahu Kecamatan Kartoharjo Kabupaten Magetan mendapat kalender pleret agung bersih desa sebelumnya diramaikan dengan fashion show pameran barang bekas diakhiri pagelaran Wayang kulit untuk memeriahkan bersih Desa sekaligus memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia ke-79 tahun.
Sebelumnya diramaikan dengan modifikasi drumband dari MTSN 2 Magetan, videotron Wayang dari SMKN Bendo , live streaming dari kominfo Magetan.
Puryanto Kepala Desa Mrahu didampingi Fety Harapannya Desa Mrahu diibaratkan ada orang sebagai nahkoda ada perahu, sejarah desa Mrahu yang dibabat oleh Logender, Desa Mrahu juga mengibaratkan cerita Nabi Nuh, A. S yang menaiki perahu pada masanya.
Dari usulan RKPdes tahun sebelumnya, desa Mrahu mendapat 2 Pamsimas dari Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman, kebutuhan air menjadi nomor 1 di masyarakat yang sangat dibutuhkan masyarakat , aman dikonsumsi dan layak maka dengan bantuan ini kami berterima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Magetan melalui Disperkim Magetan.
Asal usul desa Mrahu yaitu Desa Wisata Pleret Agung, Desa Mrahu terletak di Kecamatan Kartoharjo Kabupaten Magetan. Kecamatan Kartoharjo merupakan gerbang pintu masuk dari Kabupaten Magetan, Kabupaten Madiun dan Kabupaten Ngawi. Kedepannya kecamatan kartoharjo juga sebagai akses exit toll sehingga diharapkan dapat menambah daya tarik tersendiri untuk wisatawan berkunjung di Desa Mrahu.
Desa ini terdapat Bendhung Bendhilan serta dialiri oleh aliran Sungai Pleret, sungai logender dan sungai pencil yang arusnya tidak begitu deras. Oleh karena itu, Desa Mrahu memanfaatkan aliran sungai tersebut sebagai wisata air berupa arung jeram, perahu karet, sepeda bebek, offroad jeep dan tril motor (pada musim kemarau) yang saat ini berada pada tahap perencanaan dan perizinan lokasi sekitar tempat yang akan dijadikan obyek wisata termasuk perizinanan bendhung bedhilan kepada pihak terkait.
Asal usul nama desa Mrahu sendiri dilatarbelakangi oleh sebuah cerita bangsawan yang bernama Logender. Kala itu, Logender sedang berkelana menyusuri sungai pleret atau sungai sireng dengan menaiki sebuah perahu gethek. Memang pada zaman itu, perahu merupakan transportasi favorit bagi masyarakat. Pada suatu waktu, perahu yang dinaiki oleh Logender terdampar di suatu daerah. Karena terdampar perahunya di daerah tersebut, maka diberi nama Desa Mrahu sedangkan tempat terdamparnya perahu tersebut dikenal dengan sebutan Logender.
Masyarakat Mrahu biasa menyebutnya dengan Blok Gender. Peninggalan dari Logender sendiri berupa makam petilasan di ujung perbatasan Desa Mrahu tepatnya di seberang barat desa Karangmojo. Babad desa Mrahu bernama Mbah Lulut Lilis Gandini. Halaman rumah dari Mbah Lulut Lilis Gandini saat ini difungsikan sebagai punden desa. Walau disini tidak terdapat peninggalan benda benda arkeologis akan tetapi ini adalah sebuah kearifan lokal yang tetap harus kita uri-uri dan kita lestarikan sebagai bagian dari tradisi dan budaya nusantara.
Untuk menghormati jasa Mbah Lulut Lilis Gandini, masyarakat desa Mrahu mengadakan bersih desa dengan membawa ambengan ke punden dengan menampilkan kesenian gambyong yang dilanjutkan dengan tari bedoyo atau tari serimpi.”Pungkas Puryanto Kades Mrahu. (Lina/Adv)